Esensi Dzikir



KENAPA BANYAK YANG BERDZIKIR TAPI MEMBUAT DIA SEMAKIN JAUH DARI KEBAIKAN?

Seorang Murid Bertanya Kepada Gurunya (Imam Al Ghazali)

"Yaa Syeikh, bukankah dzikir bisa membuat seorang beriman lebih dekat dengan Allah Ta’ala, dan Syaitan akan berlari jauh darinya?"

"Benar" Jawab Imam al-Ghazali.

“Namun kenapa ada orang yang semakin rajin berdzikir justeru malah semakin dekat dengan Syaitan?” lanjut sang murid.

Gurunya yang diberi Gelar Hujjatul Islam inipun bertutur.

“Bagaimana pendapatmu,
Jika ada orang yang mengusir anjing, namun dia masih menyimpan tulang dan berbagai makanan kesukaan Anjing disekitarnya?”

“Tentu anjing itu tidak akan pergi. Adapun pergi, anjing itu akan kembali lagi.”  Jawab sang murid.

Imam al-Ghazali menjelaskan, demikian juga dengan orang-orang yang rajin berdzikir, tapi masih menyimpan berbagai penyakit hati dalam dirinya. Syaitan akan terus datang dan mendekat.

Penyakit-penyakit hati itu ialah:

Kesombongan, iri hati, dengki, syirik, bersikap / berucap kasar / kotor, Riya, merasa sholeh, merasa suci, merasa alim, ghibah, marah, hasut, dan berbagai penyakit hati lainnya.

Ketika penyakit-penyakit itu menghinggapi diri seorang hamba, maka Syaiton senantiasa menguasainya.

Inilah esensi dari dzikir yang kerap dilupakan oleh mayoritas Kaum Muslimin. Mereka hanya fokus pada dzikir jahr dan dzikir sirr nya. Namun didak melakukan pembersihan hati. Karena dzikirnya sebatas jiwa serta ucapan lisan.

Meskipun, mereka masih lebih baik dari pada orang yang tidak berdzikir. Sebagaimana dinasihatkan oleh
Imam Ibnu Athailah As-Sakandari:

“Orang oang lalai saat berdzikir lebih baik dari pada orang lalai yang tidak berdzikir.”

Maka carilah guru mursyid agar terbimbing hati kita untuk bisa wushul kepada Allah SWT.

Semoga kita senantiasa mendapatkan Ridha dan Syafa'at dari Nabi Muhammad dan senantiasa mendapat bimbingan dari para Guru" kita semua, Aamiin

Wallahu A'lam

Baca Juga:
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post