Wisata Girimarto, Sejarah Waduk Candi Muncar Bubakan dan Embung Doho


Bendungan Candi Muncar

Candi Muncar merupakan pembangunan irigasi jangka panjang. Yang mana sebelumnya, pengelolaan lokasi bendungan yang begitu sulit dikarenakan tanah di area bendungan tersebut berpori. Sehingga tanah tidak bisa menampung air pada musim kemarau.

Pada tahun 1976 pemerintah dan masyarakat Desa Bubakan ingin membuat bendungan untuk irigasi. Setelah mencari lokasi yang cocok, masyarakat sepakat membuat bendungannya di lembah Candi Muncar, yang lokasinya di atas Desa Bubakan. Atau lebih tepatnya Dusun Siroto. Tanah tersebut luasnya ±1,1 Hektare.

Setelah menemukan lokasi untuk pembangunan bendungan, akhirnya pada tanggal 15 Mei 1976 proyek itupun di mulai. Nama proyeknya yaitu "Pembangunan Wadukan Candi Muncar Girimarto".

Dan pembangunan selesai satu tahun, tepatnya pada tanggal 31 Maret 1977. Waduk candi Muncar kemudian di resmikan oleh Bupati Wonogiri K.R.M.H. Soemoharmoyo pada tanggal 8 Agustus 1977.

Setelah peresmian, bendungan tersebut kemudian di aliri air dari lereng gunung lawu di sebelah utara bendungan. Waduk tersebut dapat menyuplai air irigasi sepanjang enam kilometer hingga ke Dusun Setalang dan Dusun Ngrongga.

Namun banyak kendala di kemudian hari, yaitu ketika terjadi tanah longsor di hulu sungai yang mengakibatkan pengendapan tanah di area waduk yang di sebabkan oleh hanyutnya tanah longsor tersebut hingga menutupi seluruh permukaan waduk. Dan sejak saat itu waduk sudah tidak berfungi.

Dan pada bulan Februari 2017, masyarakat setempat bergotong royong untuk menghidupkan kembali Waduk Candi Muncar tersebut. Setelah penggalian, Waduk Candi Muncarpun dapat menampung air untuk sarana irigasi.

Dengan kedalaman dan luas waduk yang lumayan untuk area pegunungan, akhirnya masyarakat setempat mengelola Waduk tersebut sebagai tempat wisata.


Di tempat Wisata Candi Muncar tersebut, kita akan di suguhkan pada pemandangan alam yang mempesona, udara yang sejuk dan akses menuju lokasi yang dapat di jangkau oleh mobil. Area Parkir di bagi menjadi dua tempat. Dan untuk masuknya cukup membayar tiket Rp.5000,-

Di area waduk terdapat beragam jenis ikan, dari ikan yang kecil, sedang, sampai yang besar. Di sana anda juga bisa memberi makan ikan dengan membeli pakan seharga 2000 rupiah.

Selain itu, di Waduk juga di fasilitasi rakit bambu untuk pengunjung yang ingin berfoto-foto. Dan di Bendungan Waduk Candi Muncar tersebut juga ada Air Terjun yang berjarak ±1Km dari area bendungan.

Untuk tempat lokasi Bendungan Candi Muncar berada di Desa Bubakan, Kecamatan, Girimart, Jawa Tengah. Arah ke utara dari Jalan Raya Wonogiri-Purwantoro, tepatnya arah utara pasar Sidoharjo.

Embung Doho Girimarto


Wisata Embung Doho terletak di Desa Doho, Kecamatan Girimarto. Nama embung ini diambil dari nama desa tempat embung ini berada.

Lahan tandus dan kering yang ada di Desa Doho, Kecamatan Girimarto, Wonogiri itu disulap menjadi waduk tadah hujan atau embung air. Kini, Embung Doho pun bersolek, selain menjadi sumber irigasi bagi pertanian dan perkebunan warga, waduk buatan itu juga menjadi objek wisata baru di Wonogiri.

Embung air tersebut dibangun di atas tanah kas Desa Doho, Girimarto, Wonogiri. Awalnya, lahan tersebut tandus dan hanya ditanami sejumlah tanaman palawija. Hanya saja sejak akhir tahun lalu, lahan yang terletak di dataran tinggi tandus itu mulai dibangun menjadi embung air.

Pembangunan embung tersebut melibatkan berbagai pihak, di antaranya Coca-Cola Foundation, Yayasan Obor Tani serta Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

Dana pembangunan embung air yang menawarkan obyek agrowisata itu dibiayai melalui dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan minuman ringan itu.

Kepala Desa Doho, Agus Suhartono mengatakan, embung itu menjadi objek wisata baru di Wonogiri. Kini setiap harinya banyak pengunjung yang berdatangan untuk melihat embung air itu.

Embung ini menjadi salah satu tempat yang cocok direkomendasikan untuk teman-teman. Embung ini sangat cocok sebagai tempat menikmati sore sebab kamu dapat melihat Sunset yang sangat jelas dari embung ini.

Waktu matahari tenggelam tersebut sangat cocok untuk foto siluet. Saat cuaca sedang cerah pun Gunung Lawu akan nampak jelas berada di arah utara yang bisa digunakan sebagai background saat berfoto.

Fasilitas di tempat ini juga cukup lengkap. Seperti Para pedagang, gazebo, tempat parkir yang luas, dan kamar kecil. Bagi penghobi olahraga juga bisa joging memutari embung sebab di sini sudah disediakan tempat untuk berolah raga lari.

"Hari biasa juga ramai pengunjung tapi yang paling banyak hari Sabtu dan Minggu. Mereka datang karena ingin sekadar melihat atau berfoto-foto di sekitar embung," kata dia di sela-sela peresmian Embung Doho, seperti ditulis Jumat (20/4/2018).

Menurut Agus, selain untuk objek wisata, embung tersebut sangat membantu untuk aliran irigasi pertanian warga di sekitar bawah embung tersebut. Pasalnya, Desa Doho merupakan yang sering mengalami kekeringan jika musim kemarau tiba.

"Sekarang adanya embung ini lahan yang di bagian bawah embung ini tidak khawatir kekurangan air saat kemarau, karena adanya sumber irigasi itu lahan pertanian dan perkebunan warga menjadi aman," ujarnya

Baca Juga:


Post a Comment (0)
Previous Post Next Post