Muhammad Gibran Arrasyid (14), remaja yang sempat hilang saat mendaki di Gunung Guntur Garut akhirnya ditemukan. Gibran ditemukan oleh Tim SAR gabungan pada Jumat (24/9/2021) sore.
Remaja berusia 14 tahun warga Kampung/Desa Citngtu, Kecamatan Pangatikan itu ditemukan dalam kondisi sehat.
"Setelah sebelumnya dilaporkan hilang selama enam hari tepatnya sejak Minggu (19 September 2021), pendaki bernama Muhammad Gibran Arrasyid, hari ini akhirnya berhasil ditemukan.
Alhamdulillah ia ditemukan dalam keadaan selamat," ujar Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Jabar, Supriono yang ditemui di Puskesmas Tarogong, Jumat 24 September 2021.
Ia ditemukan di Curug Cikoneng yang jaraknya sekitar 750 meter dari Pos 3, lokasi pertama dinyatakan hilang.
Saat ditemukan, Gibran sedang dalam posisi istirahat di kawasan Curug Cikoneng. Secara fisik, ia terlihat baik-baik saja akan tetapi lemas disebabkan kurangnya asupan makanan dan minuman selama enam hari.
Sekitar pukul 17.41 WIB, Gibran berhasil dievakuasi Tim SAR Gabungan menuju base camp pendakian Gunung Guntur. Dari base camp, langsung dibawa dengan menggunakan mobil ambulans Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke Puskesmas Tarogong untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut, Supriono selaku Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Jabar menghimbau, sebagai pecinta alam yang melakukan pendakian untuk selalu mentaati peraturan-peraturan di dalam pendakian. Ia mencontohkan, setiap kali mau melakukan pendakian, wajib lapor ke petugas pintu masuk
Hal ini menurutnya supaya pada saat terjadi hal yang tak diharapkan atau ada permasalahan terhadap pendaki bisa dilakukan langkah penanganan dengan cepat.
Pihak-pihak yang ada di kewilayahan BKSDA maupun pintu masuk bisa secepat mungkin untuk memberikan respon time terhadap pioneer-pioneer untuk menggerakkan tim guna melakukan pencarian secara awal.
Lebih jauh disampaikannya, unsur SAR yang terlibat dalam upaya pencarian Gibran cukup banyak. Unsur SAR terdiri dari Kantor SAR Bandung, BPBD Garut, BKSDA Garut, Sabhara Polres Garut, Polsek Tarogong Kaler, Forum Relawan Kabupaten Garut, dan Koramil Tarogong.
Selain itu masih ada unsur lainnya dari PMI kabupaten Garut, Tagana, Pecinta Alam Kabupaten Garut, Volunteer Cikuray, Baguna Kabupaten Garut, Vertical Rescue, Wanadri, Wapalapa, Sigap Persis, FKPA Majalaya, Mata Angin, dan masyarakat setempat.
Supriono menyebutkan, sebelumnya Gibran dilaporkan hilang sejak Minggu di sekitar Pos 3 jalur pendakian Gunung Guntur. Ia melakukan pendakian ke Gunung Guntur sejak Sabtu bersama 13 rekannya.
Sesampainya di Pos 3, mereka kemudian mendirikan tenda untuk istirahat. Pada Minggu dini hari, ke 13 rekannya berniat melanjutkan pendakian ke puncak gunung akan tetapi saat itu Gibran memilih untuk menunggu di tenda yang ada di kawasan Pos 3.
"Namun sepulangnya rekan-rekan Gibran dari puncak gunung pada Minggu siang, ternyata Gibran sudah tidak ada di dalam tendanya sehingga mereka pun melakukan pencarian. Meski sudah dilakukan sampai sore, akan tetapi upaya pencarian terhadap Gibran tidak membuahkan hasil sehingga mereka akhirnya melaporkannya ke petugas," kata Supriono.
Kesaksian Gibran Selama Hilang
Peristiwa bermula saat Gibran memilih bersantai di tenda ketimbang melanjutkan perjalanan bersama rombongannya ke puncak.
Tak disangka, Gibran yang baru saja terbangun usai tidur di dalam tenda, malah sudah berada di sungai. Anehnya, Gibran menemukan sungai berwarna kuning saat terbangun dari tidurnya. "Tiba-tiba bangun ada di sungai, sungainya warna kuning, airnya jernih," ujar Gibran, Jumat (24/9/2021).
Selama sendirian di Gunung Guntur, Gibran tak merasakan adanya malam hari. "Enggak ada malam, siang hari terang," imbuh Gibran.
Gibran mengaku bertemu lima sosok seperti manusia dengan pakaian serba putih. Kelima sosok tersebut menawari makanan berupa nasi dan ikan untuk Gibran.
Namun, Gibran menolak tawaran tersebut dan memilih untuk minum air sungai dan makan dedaunan selama bertahan hidup. "Yang menawari makanan orangnya putih, perempuan tiga, laki-laki dua," tutur Gibran
Komandan Koramil Tarogong, Kodim 0611 Garut, Kapten Inf Dedi Saepuloh mengatakan Gibran memberikan pengakuan yang mengejutkan.
Meski sempat dinyatakan hilang selama lima hari, Gibran mengaku tersesat hanya merasa beberapa jam saja, bahkan Gibran mengatakan hari belum berganti. Maksudnya adalah dia masih merasakan bahwa itu hari ini adalah hari Minggu (19/9/2021) atau hari saat dia tersesat.
Karena dia merasa tidak pernah lihat malam hari berganti “Jadi selama hilang ini dia mengaku terus saja siang, nggak pernah malam,” ujar Dedi.
Selain itu, Gibran mengaku ditemani sejumlah orang. Sehingga ia pun merasa tidak kesepian. Namun yang jelas katanya, saat keluar tenda itu dia hanya mau buang air kencing saja, lalu kemudian ada di sungai, ucapnya.
Hilangnya Gibran dalam jangka waktu yang cukup lama, menurut Dedi, sebetulnya cukup membuat kaget warga sekitar. Dari beberapa kejadian serupa yang pernah terjadi, paling lama pendaki hilang selama tiga hari.Degan hilangnya Gibran selama 5 hari, menjadikan warga penasaran sehingga terlibat aktif dalam kegiatan pencarian.
“Jadinya mereka naik turun ikut mencari karena penasaran. Jadi setelah turun menyisir, mereka penasaran, lalu naik lagi,” ungkapnya.
Kejadian hilangnya Gibran, menurut Dedi memang dikaitkan dengan hal mistis. Hal serupa pun pernah terjadi beberapa waktu lalu, saat seorang pendaki hilang beberapa hari. Lokasi penemuannya pun menurutnya di sekitar Curug Cikoneng.
“Kalau yang waktu itu kan ditemukan dalam kondisi telanjang, kalau Gibran ini saat ditemukan masih berpakaian terakhir yang ia pakai. Mulai jaket, celana, hanya tidak menggunakan alas kaki,” jelasnya.
Ayah Gibran, Alam Surahman (45), bersyukur anaknya berhasil ditemukan.
"Alhamdulillah, perjuangan semua telah membuahkan hasil. Selama lima hari lebih kami dengan hati berdebar-debar, akhirnya Gibran bisa ditemukan kembali," ungkap Alam.
Baca Juga: