Bendungan Waduk Jlantah kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menjadi tempat wisata baru bagi masyarakat setempat.
Ratusan warga berdatangan setiap harinya untuk menikmati keindahan Bendungan Jlantah. Bendungan Jlantah Jatiyoso ini dibangun sudah menelan biaya hingga Rp1,025 triliun, dan tinggal menunggu diresmikan Presiden Prabowo Subianto.
Camat Jatiyoso, Bapak Haryanto mengatakan pembangunan Bendungan Jlantah hampir 100 persen selesai dikerjakan. Sesuai rencana awal, Bendungan Jlantah akan diresmikan Presiden Prabowo pada Selasa (7/1/2025) kemarin, namun batal dilakukan. Pihaknya masih belum mengetahui kapan Bendungan Jlantah ini akan diresmikan.
Sebelumnya Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau proyek pembangun Bendungan Jlantah di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar pada Jumat (27/12/2024).
Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan progres pembangunan bendungan yang telah mencapai 98,55 persen tersebut sesuai dengan linimasa yang telah ditetapkan.
Wapres tiba di Bendungan Jlantah sekitar pukul 10.13 WIB. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Maryadi Utama menyambut kedatangannya dan menjelaskan terkait progress pembangunan Bendungan Jlantah.
Selepas itu, Gibran menyempatkan melihat proyek pembangunan Bendungan Jlantah sebelum akhirnya melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Wonogiri. Wapres memastikan Bendungan Jlantah bisa rampung dikerjakan pada akhir tahun 2024.
Namun kendati demikian, hari ini (8/4/2025) belom juga ada perencanaan untuk peresmian bendungan, meskipun secara progress bendungan tersebut sudah selesai, dan perencanaan peresmian sudah loncat dari bulan awal perencanaan peresmian.
Untuk itu, Gibran berharap proyek Bendungan Jlantah bisa di optimalkan sebaik mungkin. “Sehingga para petani dapat segera meningkatkan hasil produksi, dan masyarakat sekitar mendapatkan manfaat yang lebih luas, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan,” ucapnya pada Jumat (27/12/2024) lalu.
Bendungan berkapasitas tampung 10,97 juta m³ dengan luas genangan 50,45 hektar tersebut diproyeksikan menjadi salah satu pendukung program ketahanan pangan nasional dari sisi manfaat irigasi dan ketahanan energi dari manfaat energi listrik yang dihasilkan.
Mengenai Bendungan Jlantah Jatiyoso, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Maryadi Utama sebelumnya mengatakan proyek pembangunan Bendungan Jlantah dibangun mulai tahun 2019 lalu dengan menelan anggaran hingga Rp1,025 triliun.
Bendungan didesain tinggi 70 meter dari pondasi terdalam, yang berkapasitas mampu menampung 10,97 meter kubik (m3). Salah satu dari manfaat Bendungan Jlantah adalah sebagai penyuplai kebutuhan air baku 150 liter per detik wilayah Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Jatipuro.
Baca Juga:
Selain itu, Bendungan Jlantah juga sebagai irigasi yang mengairi 1.494 hektar (ha) persawahan. Bendungan Jlantah tersebut mampu mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik (m3/dt) dengan volume 1,436 juta m3.
Bendungan Jlantah tersebut berpotensi pula sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro sebesar 0,625 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 10 MW. Melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, maka bendungan dapat dikembangkan untuk pariwisata," kata dia.
Maryadi mengatakan pembangunan Bendungan Jlantah berdampak pada tanah warga di Desa Karangsari sebanyak 279 bidang dan saat ini sudah menerima Uang Ganti Rugi (UGR) seluruhnya. Kemudian Desa Tlobo terdapat 682 bidang dan 680 bidang sudah terealisasi, sedangkan 2 bidang masih dalam proses dikarenakan belum selesainya berkas administrasi yang harus dilengkapi.
Dari 680 bidang tersebut ada empat bidang yang menjadi sengketa ahli waris di Pengadilan, sehingga uang ganti rugi masih di Pengadilan Negeri Karanganyar.
Di samping tanah warga, pembangunan Bendungan Jlantah juga berdampak pada tanah kas desa sebanyak 59 bidang. Terdiri dari tanah kas Desa Karangsari sebanyak 17 bidang dan seluruhnya sudah mendapatkan uang ganti rugi. Lalu Desa Tlobo sebanyak 42 bidang, untuk keseluruhan yang terdampak mendapatkan uang ganti rugi, meski sebagian masih sedang dalam proses.
Untuk memelihara kelestarian Bendungan Jlantah, lanjut dia, juga dibentuk Komunitas Peduli Waduk Jlantah yang anggotanya melibatkan masyarakat Jatiyoso terutama warga Desa Tlobo dan Karangsari.
"Diharapkan mampu untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata di Bendungan Jlantah," katanya.
Selain dari pada itu, semoga Bendungan Jlantah yang sudah rampung tersebut, selain untuk irigasi juga menjadi sektor pariwisata. Sebab potensi wisata untuk wilayah jatiyoso sangat luar biasa.
Dan semoga kedepannya, dengan adanya Bendungan Jlantah tersebut, bisa mendongkrak perekonomian warga sekitar, dan bisa memajukan Kecamatan Jatiyoso khususnya.
Baca Juga: