Pembangunan Bendungan |
Salah satu permasalahan yang ada di beberapa tempat di Indonesia adalah kesulitan memperoleh air terutama air baku dan untuk kebutuhan air irigasi pada saat musim kemarau yang panjang. Waduk merupakan salah satu solusi dari pemanfaatan air permukaan yang berfungsi untuk menampung air sebagai cadangan air baku pada saat musim kemarau.
Salah satu tempat yang berpotensi dalam pembangunan waduk ini adalah di kabupaten Karanganyar kecamatan Jatiyoso desa Tlobo yang akan membendung sungai Jlantah yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 22.47 km2.
Proses tunnel breakthrough sepanjang 231 meter merupakan terowongan salah satu bagian paling penting pada proses pembuatan bendunganpun selesai.
Setelah breakthrough, akan dilanjutkan proses concreting untuk memperkuat bangunan yang nantinya dapat digunakan untuk mengalihkan aliran air sungai.
Bendungan ini memiliki kapasitas 10,97 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Pembangunan bendungan dilakukan oleh PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar. Progres pembangunannya sudah 4,9 % dengan masa pelaksanaan tahun 2018-2022.
Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak bendungan +690 m. Bendungan ini berpotensi menyuplai air irigasi di area pertanian seluas 1.493 hektar yang terbagi untuk intensitas tanam daerah irigasi esksisting seluas 805 hektar dan areal irigasi baru seluas 688 hektar.
Di samping itu, kehadiran bendungan juga dapat menyuplai air baku sebesar 0,15 m3/detik, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,63 MW, pengendalian banjir, konservasi pemeliharaan aliran sungai sebesar 150 liter/detik, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.
Seperti bendungan bendungan lain di Indonesia, nantinya Bendungan Jlantah juga akan disiapkan menjadi objek wisata. Tentu hal ini akan membantu perekonomian warga sekitar bendungan.
Sebelumnya Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) juga sudah mulai memberikan ganti rugi kepada warga yang lahannya terdampak pembangunan Bendungan Jlantah. Penyerahan ganti untungpun diadakan di Balai Desa Tlobo.
Di Desa Tlobo terdapat sekitar 416 bidang dan Desa Karangsari terdapat sekitar 313 bidang. Namun dengan seiring berjalannya proyek, uang ganti untung kepada warga yang lahannya terdampak sudah bisa diatasi, dengan warga mendapatkan haknya. Adapun untuk pembangunan Bendungan Jlantah konstruksinya dilakukan selama empat tahun.
Kehadiran Bendungan Gondang dan Jlantah menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi Jawa Tengah.
Selain Bendungan Gondang dan Jlantah, 6 bendungan lain yang tengah dibangun yaitu Bendungan Logung (Kudus), Pidekso (Wonogiri), Bener (Purworejo), Randugunting (Blora), Matenggeng (Cilacap) dan Jragung (Demak).
Wallahu A'lam.
Baca juga:
Tragedi Pembakaran Mall Klender, Mei 1998