FILOSOFI JAWA YANG SERING DIAJARKAN OLEH KANJENG SUNAN KALIJAGA


Kanjeng Sunan Kalijaga

Beliau adalah seorang tokoh yang dulunya terkenal sebagai “Berandal Lokajaya”, dan kelak dipanggil Sunan Kalijaga, adalah salah satu dari sembilan wali (Wali Songo) yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. 

Sunan kalijaga berdakwah secara pesat, bahkan meluas hingga ke penjuru Nusantara. Beliau lahir pada tahun 1450 M sebagai putera dari seorang Bupati Tuban, Tumenggung Wilatikta, dengan nama asli Raden Sahid. 

Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo adalah seorang tokoh Wali Songo yang sangat lekat dengan muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa. 

Bahasa Jawa sebagian besar banyak digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sama-sama bahasanya, namun yang membedakan adalah tata bahasanya. Meskipun berbeda-beda tetap satu bahasa yaitu bahasa Jawa.

Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar keturunan etnis Jawa di era modern ini.

Maka tidak salah, jika muncul sebutan, “Wong Jowo sing ora njawani” (Orang jawa yang tidak mengerti ‘jawa’nya sendiri).

Berikut rangkuman filosofi Jawa yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga, yang mungkin sering kali kita dengar atau pernah mendengarnya:

1. URIP IKU URUP

Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.

2. MEMAYU HAYUNING BAWANA

Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

3. SURO DIRO JOYO JAYADININGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI

Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.

4. NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI-AJI, SUGIH TANPO BONDHO

Berjuang tanpa perlu membawa massa Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan  Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan Kaya tanpa didasari kebendaan.

5. DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN

Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

6. OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN

Jangan mudah terheran-heran Jangan mudah menyesal Jangan mudah terkejut-kejut Jangan mudah kolokan atau manja.

7. OJO KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN

Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

8. OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, OJO CIDRA MUNDAK CILAKA

Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

9. OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO

Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti
Di atas langit ada langit.

Wallahu A'lam

Baca Juga:


Post a Comment (0)
Previous Post Next Post