Amalan yang Dianjurkan Dibulan Muharram, Puasa Sunnah Tasu'a Dan 'Asyura


Menyambut tahun baru Islam 1 Muharram tentunya ada ibadah yang dianjurkan, yaitu Puasa Sunnah Muharram yang dianjurkan, adalah Puasa Tasu'a dan 'Asyura yang akan dilaksanakan umat muslim pada bulan Muharram.

Kapan waktunya dan bagaimana lafal bacaan Niat Puasa 'Asyura dan puasa Tasu'a di bulan Muharram?

Puasa Tasu'a dan 'Asyura juga menjadi ibadah sunnah yang disarankan dalam tahun baru Islam atau tahun baru Hijriyah.

Sebagaimana diketahui bahwa Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah atau dalam penanggalan Jawa dikenal dengan 1 Suro jatuh pada Kamis (20/8/2020).

Bulan Muharram atau Bulan Suro (Penanggalan Jawa) merupakan satu di antara bulan suci umat islam yang mempunyai keutamaan.

Umat muslim disunnahkan memperbanyak zikir, doa akhir tahun dan awal tahun, serta menjalankan puasa sunnah Tasu'a dan puasa 'Asyura.

Lalu kapan waktu untuk menjalankan puasa sunnah Tasu'a dan Puasa 'Asyura?
Dan bagaimana lafal serta bacaan niat untuk menjalankan puasa Tasu'a dan puasa 'Asyura?

Sama halnya seperti Bulan Dzulhijjah, Bulan Muharram juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Di malam tahun baru Islam, umat muslim disunahkan membaca doa akhir tahun dan awal tahun.

Puasa Tasu'a merupakan puasa sunnah yang bisa dikerjakan pada tanggal 9 Muharram atau 28 Agustus 2020. Sedangkan puasa 'Asyura ditunaikan pada tanggal 10 Muharram atau 29 Agustus 2020.

Lafal bacaan niat Puasa Tasu'a dan puasa 'Asyura.

Berikut lafal bacaan Niat Puasa Tasu'a :

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالی

"Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita’ala"

Artinya: Saya niat puasa hari tasu'a, sunnah karena Allah ta’ala.

Ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasu'a:

1. Untuk menyambung puasa hari 'Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.

2. Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa 'Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.

3. Untuk membedakan dengan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Niat Puasa 'Asyura

Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat Puasa Asyura sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya: saya niat puasa sunnah 'asyura sunnah karena Allah Ta’ala.


Keutamaan Puasa 'Asyura

Puasa 'Asyura memiliki keutamaan yang luar biasa.
Tiga di antara keutamaan Puasa Asyura dijelaskan dalam hadits-hadits berikut ini.

1. Puasa paling utama

Puasa 'Asyura (juga puasa Tasua) merupakan puasa yang dikerjakan di bulan Muharram.

Puasa di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan keutamaan puasa Muharram dengan sabda beliau:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa bulan) Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)


سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”

Beliau bersabda, “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)

2. Puasa yang diutamakan Nabi

Puasa Asyura merupakan puasa yang istimewa bagi Rasulullah dan sangat diutamakan beliau.

Ibnu Abbas menerangkan, tidak ada puasa sunnah yang lebih diutamakan Rasulullah melebihi Puasa 'Asyura.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ

"Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)

3. Menghapus dosa setahun sebelumnya

Inilah keutamaan Puasa 'Asyura yang paling banyak diketahui.

Puasa 'Asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang Puasa 'Asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim).

Wallahu A'lam

Baca Juga:


Post a Comment (0)
Previous Post Next Post