Tragedi Bunker Kaliadem, Yogyakarta 2006



"Oven Pemanggang Manusia"


Kalau pembaca jalan jalan ke sekitar kawasan gunung merapi Yogya, selain ke petilasan mbah maridjan, salah satu tempat yang juga bisa kalian kunjungi adalah Bunker Kaliadem.


Bunker kaliadem sendiri digunakan sebagai tempat penyelamatan darurat ketika erupsi merapi terjadi. Berbentuk seperti sebuah dome, dengan pintu masuk yang lebih rendah dari tanah.


Bunker Kaliadem berada di Desa Kinarejo, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Bangunan itu dibangun pada 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan diresmikan empat tahun kemudian.


Pada letusan Merapi 2006, dua orang relawan berlindung di bunker ini guna menyelamatkan diri dari aliran awan panas. Namun, kukuhnya bunker tak mampu menahan suhu ekstrem dari awan panas yang mengalir turun. Kedua relawan itu tewas di dalam dan jenazahnya ditemukan di ruang toilet bunker. Di bawah ini adalah foto sebelum kejadian.


Sebelum Erupsi


Saat terjadi peristiwa erupsi gunung merapi Juni 2006 silam, bunker ini menjadi lokasi memilukan tewasnya dua orang sukarelawan. Atas nama Sudarwanto atau biasa dipanggil Kenteng, sukarelawan Artha Graha Peduli. Dan Sarjono, seorang warga dusun Kopeng Cangkringan yang pergi ke Kaliadem demi membantu evakuasi warga yang berada di daerah atas saat Merapi mulai menunjukkan peningkatan aktivitas.


Kamis, 15 Juni 2006 pada saat hari kejadian sebelum erupsi besar merapi, Kenteng sedang piket di bunker tersebut. Ia sempat mengabari temannya bahwa di bunker ada 2 orang.


Tiba tiba erupsi terjadi. Sarjono kala itu langsung memperingatkan warga untuk masuk ke bunker dan menyelamatkan diri di dalam agar tidak terkena awan panas. Namun warga tidak menggubris dan terus berlari ke arah sawah.


Akhirnya Sarjono dan Kenteng lah yang masuk dan bertahan di dalamnya. Sayang, bunker yang seharusnya menjadi tempat perlindungan itu malah menjadi sebuah oven raksasa yang memanggang keduanya.


Bunker kaliadem dirancang untuk tahan terhadap awan panas atau material material kecil yang berterbangan akibat erupsi. Tapi kala itu, lahar panas juga meluncur dari puncak merapi. Dan bunker ini tidak dirancang untuk bertahan dari lahar panas tersebut.


Bunker bocor. Lahar panas masuk ke ruangan bunker sementara pintu masuknya tertimbun material vulkanik dan lahar panas itu sendiri. Lahar panas yang sudah mendingin dan mengeras itu kini masih bisa kalian lihat berada di tengah tengah bunker.



Keduanya terpanggang. Mirisnya lagi, jasad keduanya baru bisa dievakuasi 2 hari kemudian. Selain karena tertimbun material vulkanik sehingga diperlukan alat berat. Suhu disekitar pintu bunker sendiri saat coba dibuka mencapai 700 derajat celcius. Itu baru bagian luarnya, bisa terbayang berada di bagian dalamnya?


Baca Juga:

Tragedi Pembakaran Mall Klender, Mei 1998


Setelah dilakukan pengerukan dan bunker dibuka, Jenazah Sarjono ditemukan di dekat pintu masuk dengan kondisi hangus. Diduga ia sempat mau mencoba keluar karena suhu bunker sudah sangat tinggi ditambah lahar panas yang masuk.


Sementara Kenteng ditemukan di ruang toilet bunker. Jasadnya berada didalam bak mandi. Diduga Kenteng berusaha mendinginkan dirinya dengan berendam di air dalam bak. Namun naas, saat ditemukanpun air bak tersebut masih dalam keadaan mendidih.



Peristiwa memilukan ini membuat kegunaan bunker dipertanyakan. Dan akhirnya bunker tidak lagi disarankan sebagai tempat perlindungan saat terjadi erupsi. Ingat foto yang memperlihatkan kondisi bunker sebelum kejadian diatas? Ini kondisi pasca erupsi.


Usai Erupsi


Foto di atas diambil dalam keadaan sudah dibersihkan dan dibuka. Sebelumnya pintu masuk bunker pun tertutup meterial Merapi.


Pada letusan besar Gunung Merapi tahun 2010, bunker ini kembali terkena terjangan awan panas. Bahkan saking besarnya letusan itu, Bunker Kaliadem sampai terkubur di bawah material vulkanik sedalam 4 meter.


Karena berbagai petunjuk yang menandakan keberadaan bunker itu hilang karena terjangan erupsi, petugas dan perangkat desa setempat butuh 54 jam untuk melakukan pengerukan dengan alat berat sebelum bunker ini ditemukan.


Kini bunker kaliadem lebih diperuntukkan sebagai wisata sejarah lava tour merapi. Kondisi bunker yang gelap dan cerita mengerikan di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri. 


Tak jarang, orang orang akan merasa sedih bahkan menangis hanya dengan masuk bunker ini tanpa dijelaskan apa yg terjadi. Karena suasana kesedihan dan ketakutan itu terasa di bagian dalam bunker. Suasana keputusasaan dan kepasrahan 2 korban kejadian tersebut.


Pengunjung yang ingin pergi ke tempat ini bisa menggunakan motor atau kendaraan offroad Merapi Lava Tour. Selain menceritakan sejarah kelam dan aura mistis, tempat di sekitar bunker Kaliadem menyajikan pemandangan yang indah mengingat lokasinya cukup dekat dengan Gunung Merapi


Area bunker selalu disterilkan ketika sore menjelang. Konon, jika malam hari, ada suara suara aneh berupa teriakan, jeritan atau suara minta tolong dari arah dalam bunker. Entah apakah ini benar atau isapan jempol belaka. Namun kaliadem menjadi lokasi historis sendiri.


Baca Juga:


Tragedi Bintaro II dan Pengorbanan 3 Syuhada Kereta


Tragedi Tanjung Priok 1984

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post